Rabu, 29 Oktober 2025

Tugas Terstruktur 05

 

1. Diagram Siklus Hidup Produk

Produk: Botol Minum Plastik Sekali Pakai (bahan utama: PET – Polyethylene Terephthalate)


Rincian Tahapan dan Proses Utama





Batas Sistem

Analisis ini mencakup:

  • Energi dan bahan dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan.

  • Transportasi antar tahap (pabrik–distributor–retail).

  • Tidak mencakup dampak penggunaan air dalam minuman (fokus pada kemasan).

  • Skenario disposal: 70% TPA, 20% daur ulang, 10% bocor ke lingkungan.

  • Masa pakai produk: sekali pakai (±1 hari).


2. Narasi Analisis

Produk yang dianalisis adalah botol minum plastik sekali pakai berbahan PET (Polyethylene Terephthalate). Produk ini dipilih karena penggunaannya sangat luas dan memiliki kontribusi besar terhadap timbunan sampah plastik global. Menurut laporan National Geographic (2022), lebih dari satu juta botol plastik dibeli setiap menit di seluruh dunia, namun hanya sekitar 20–25% yang berhasil didaur ulang. Dengan demikian, botol PET menjadi contoh nyata bagaimana konsumsi modern dapat berdampak besar terhadap lingkungan apabila tidak dikelola secara berkelanjutan.

Batas Sistem dan Pendekatan Analisis

Analisis ini menggunakan pendekatan cradle-to-grave, mencakup tahap ekstraksi bahan baku hingga pengelolaan limbah akhir. Fokus utama adalah kemasan plastik, bukan isi minuman. Transportasi antar-tahap dan penggunaan energi listrik dalam produksi dimasukkan dalam sistem karena memiliki kontribusi besar terhadap emisi karbon. Namun, kegiatan pasca-pembuangan seperti pembersihan lingkungan laut tidak dimasukkan ke dalam batas sistem karena sulit diukur secara langsung.

Dampak Lingkungan Tiap Tahap

  1. Ekstraksi Bahan Baku:
    PET berasal dari turunan minyak bumi seperti etilena glikol dan terephthalic acid. Proses ekstraksi dan pemurnian menghasilkan emisi CO₂ yang tinggi serta berpotensi menyebabkan pencemaran air dan tanah akibat tumpahan minyak dan limbah kimia.

  2. Produksi:
    Tahap ini membutuhkan energi panas dan listrik dalam jumlah besar untuk mencairkan dan mencetak plastik. Jika energi berasal dari sumber fosil, emisi gas rumah kaca meningkat signifikan. Selain itu, limbah sisa pencetakan seperti preform cacat dapat menjadi sumber polusi tambahan jika tidak didaur ulang internal.

  3. Distribusi:
    Walau bobot botol relatif ringan, volumenya besar sehingga transportasi tidak efisien secara energi. Penggunaan bahan bakar fosil untuk truk distribusi menambah emisi karbon.

  4. Konsumsi:
    Dampak langsung rendah, tetapi karena produk digunakan sekali lalu dibuang, volume limbah meningkat drastis.

  5. Pengelolaan Limbah:
    Sebagian besar botol berakhir di TPA atau lingkungan terbuka. Plastik PET membutuhkan ratusan tahun untuk terurai dan berpotensi menjadi mikroplastik yang berbahaya bagi organisme laut dan kesehatan manusia. Daur ulang PET masih terbatas oleh keterpisahan limbah dan nilai ekonomi rendah.

Refleksi dan Peluang Desain Ulang

Untuk menurunkan dampak lingkungan, beberapa strategi dapat diterapkan:

  • Desain untuk Daur Ulang (Design for Recycling): Menggunakan 100% bahan daur ulang (rPET) atau bioplastik berbasis pati/PLA.

  • Model Refill dan Reuse: Mengganti sistem botol sekali pakai dengan wadah isi ulang di toko atau dispenser umum.

  • Efisiensi Logistik: Mengurangi jarak distribusi melalui produksi lokal atau bulk distribution.

  • Edukasi Konsumen: Mendorong perilaku 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Melalui pendekatan desain sirkular dan kolaborasi antara produsen, pemerintah, dan masyarakat, siklus hidup botol plastik dapat diubah dari sistem linear menjadi sistem yang lebih berkelanjutan.

3. Referensi 

  • Modul Life Cycle Thinking (LCT) – Ekologi Industri, Program Studi Teknik Lingkungan

  • Ellen MacArthur Foundation (2021). Circular Economy and Plastics Report

  • National Geographic (2022). Plastic Bottles and Pollution Statistics

  • Coca-Cola Sustainability Report (2023). Toward 100% rPET Packaging

  • UNEP (2020). Single-use Plastics: A Roadmap for Sustainability

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Etika Rekayasa dan Strategi Penerapan Ekologi Industri dalam Dunia Kerja (Tugas Mandiri 15)

  Refleksi Singkat  Integritas etika merupakan fondasi utama bagi masa depan industri di Indonesia yang berkelanjutan. Tanpa nilai kejujura...