Minggu, 14 Desember 2025

Analisis Green Supply Chain Management pada Produk Air Mineral Kemasan Botol Plastik (Tugas Terstruktur 11)

 

1. Pemilihan dan Pemetaan Produk

A. Pemilihan Produk

Produk yang dipilih dalam analisis ini adalah air mineral dalam botol plastik PET ukuran 600 ml, yang termasuk dalam kategori Minuman Kemasan. Produk ini dipilih karena tingkat konsumsinya sangat tinggi di Indonesia dan berkontribusi signifikan terhadap timbulan sampah plastik.

B. Pemetaan Rantai Pasok Konvensional

Berikut adalah pemetaan rantai pasok konvensional air mineral kemasan botol plastik secara sistematis:

Pengadaan Bahan Baku (Sourcing)
Bahan baku utama meliputi plastik PET virgin yang berasal dari minyak bumi, air baku dari sumber mata air atau air tanah, serta bahan tambahan seperti label plastik dan tutup botol.


Produksi / Manufaktur
Proses produksi dilakukan di pabrik pembotolan yang meliputi pembuatan botol (blowing), pengolahan dan penyaringan air, pengisian (filling), serta pengemasan. Tahapan ini memerlukan konsumsi energi listrik dan air yang cukup besar.


Logistik Masuk & Keluar (Inbound & Outbound Logistics)
Bahan baku plastik dan kemasan diangkut ke pabrik menggunakan truk berbahan bakar diesel. Produk jadi kemudian didistribusikan ke gudang dan distributor dengan moda transportasi darat.


Distribusi / Ritel
Produk disalurkan melalui distributor, grosir, minimarket, supermarket, dan pedagang kaki lima hingga akhirnya dibeli oleh konsumen.


Akhir Masa Pakai (End-of-Life)
Sebagian besar botol plastik dibuang sebagai sampah rumah tangga. Hanya sebagian kecil yang dikumpulkan oleh pemulung untuk didaur ulang, sementara sisanya berakhir di TPA atau mencemari lingkungan.

2. Analisis Dampak Lingkungan (Titik Kritis)

Titik Kritis 1: Pengadaan Bahan Baku

Masalah Lingkungan:
Penggunaan plastik PET virgin yang berasal dari bahan bakar fosil menyebabkan emisi gas rumah kaca tinggi dan meningkatkan ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan.

Titik Kritis 2: Logistik dan Distribusi

Masalah Lingkungan:
Distribusi jarak jauh menggunakan truk diesel menghasilkan emisi CO₂ yang signifikan, terutama ketika efisiensi muatan rendah dan rute distribusi tidak optimal.

3. Usulan Strategi Green Supply Chain Management (GSCM)

Strategi 1: Pengadaan Hijau (Green Sourcing)

Prinsip GSCM: Green Sourcing
Deskripsi Strategi: Mengganti minimal 50% plastik PET virgin dengan plastik PET daur ulang (rPET).
Implementasi: Menjalin kemitraan dengan pemasok rPET lokal dan berinvestasi pada teknologi pemurnian rPET food grade.
Manfaat Lingkungan: Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan menurunkan volume sampah plastik ke TPA.

Strategi 2: Logistik Hijau (Green Logistics)

Prinsip GSCM: Green Logistics
Deskripsi Strategi: Optimalisasi rute distribusi dan peningkatan tingkat muatan kendaraan.
Implementasi: Menggunakan sistem manajemen transportasi (TMS) untuk perencanaan rute dan konsolidasi pengiriman.
Manfaat Lingkungan: Penurunan emisi CO₂ dari sektor transportasi dan peningkatan efisiensi bahan bakar.

Strategi 3: Reverse Logistics

Prinsip GSCM: Reverse Logistics
Deskripsi Strategi: Penerapan sistem pengembalian botol plastik pasca-konsumsi (take-back system).
Implementasi: Menyediakan drop box botol di ritel modern dan bekerja sama dengan bank sampah.
Manfaat Lingkungan: Meningkatkan tingkat daur ulang dan mengurangi pencemaran plastik di lingkungan.

Kesimpulan Singkat:
Penerapan strategi GSCM pada produk air mineral kemasan botol plastik berpotensi signifikan dalam menekan dampak lingkungan, khususnya pada penggunaan material dan aktivitas logistik. Dengan pendekatan terintegrasi, rantai pasok dapat menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Etika Rekayasa dan Strategi Penerapan Ekologi Industri dalam Dunia Kerja (Tugas Mandiri 15)

  Refleksi Singkat  Integritas etika merupakan fondasi utama bagi masa depan industri di Indonesia yang berkelanjutan. Tanpa nilai kejujura...