Catatan Reflektif: Gaya Hidup dan Prinsip Keberlanjutan
Ketika saya merefleksikan gaya hidup sehari-hari, saya menyadari bahwa beberapa aspek sudah mencerminkan prinsip keberlanjutan, meskipun masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki.
1. Konsumsi
Saya berusaha membeli barang sesuai kebutuhan, bukan sekadar mengikuti tren. Misalnya, saya jarang membeli pakaian baru kecuali memang diperlukan, dan lebih memilih produk lokal yang harganya terjangkau serta mendukung usaha kecil. Namun, saya masih sering membeli makanan dengan kemasan plastik sekali pakai, terutama ketika memesan lewat aplikasi secara online. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran saya ada, tetapi kenyataanya masih belum konsisten.
2. Transportasi
Saya cukup sering menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta ketika pergi ke kampus maupun bepergian jauh, karena lebih hemat dan ramah lingkungan. Untuk jarak dekat, saya lebih memilih berjalan kaki. Namun, saya tetap mengandalkan kendaraan pribadi (motor) jika sedang terburu-buru. Dari sisi ini, saya menyadari masih ada ketergantungan pada moda transportasi yang menghasilkan emisi.
3.Energi
Saya sudah mulai membiasakan diri untuk mematikan lampu, kipas, dan charger ketika tidak digunakan. Saya juga berusaha menghemat air dengan menutup keran rapat dan tidak berlama-lama saat mandi. Meski begitu, terkadang saya masih lengah, seperti menyalakan kipas angin semalaman. Kebiasaan kecil seperti ini dapat menyebabkan pemborosan energi yang sebenarnya bisa dihindari.
Ke depannya, saya ingin lebih disiplin membawa wadah makanan sendiri untuk mengurangi sampah plastik, serta mencoba bersepeda sebagai alternatif transportasi jarak dekat. Saya juga berkomitmen untuk lebih konsisten dalam menghemat energi di rumah. Dengan langkah-langkah kecil namun nyata, saya berharap gaya hidup saya semakin selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar